Sabtu, 26 April 2008

pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang haq dan diridhai ALLAH SWT, diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW yang dipilih sebagai rasul NYA yang terahir. Yang bertujuan untuk menyempurnakan akhlak.

Manusia adalah makhluk tang mungkin, dapat dan harus dididik, sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk ciptaan. ALLAH SWT, yang hidup sebagai satu diri (individu) dalam kebersamaan (sosialitas) dialam masyarakat, dank arena memiliki kemungkinan tumbuh dan berkembang, didalam keterbatasan dirinya sebagai manusia.

BAB II

PENDIDIKAN

Pendidik adalah orang dewasa, yang karena peranannya berkewajiban melakukan sentuhan pendidikan dengan subyek (anaka) didik. Orang tersebut mungkkin berpredikat sebagai ayah, ibu, kakak/abang, guru, ustadz, dosen, ulama dan lain-lain. Predikat itu bukan jaminan bagi dirinya untuk menjadi pendidik yang sebenarnya, karena masih tergantung pada kemampuannya melakukan setuhan pendidikan, dangan subyak (anak) didik dalam setiap relasinya. Jjika antar keduanya tidak terjadi sentuhan pendidikan dalam kebersamaannya, maka yang terjadi diantara keduanya hanyalah pergaulan biasa dan bukan situasi pensisikan. Setiap pendidik hanya akan mamapu apabla:

a. Berwibawa

Wibawa diartikan sebagai sikap dan penampilan yang dapat menimbulakan rasa segan dan rasa hormat, sehingga subyek (anak) didik memperolehpengayoman dan perlindungan. Rasa hormat dan rasa segan bukan rasa takut sebagai kewibawaan palsu yang dapat ditimbulkan dangan mudah melalui tekanan, paksaan, ancaman, saansi dan hukuman. Kewibawaan palsu bahkan dapat dimiliki melalui sarana material (fisik). Pendidikan yang berwibawa itu dilukiskan ALLAH SWT didalam surat AL-Furqan ayat 63 yang artinya; adalah orang-orang yang berjalan di atas bumidangan rendah hati, dan apabila orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata keselamatan

b. Keteladanan

Berfirman ALLH SWT didalam surat AL-Ahzab ayat 21 yang artinya; sesungguhnya Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik untuk kamu, bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari kemudian, dan yang banyak mengingat Allah.

Sifat-sifat baik pemimpin yang harus dimiliki juga ole pendidik antara lain adalah cakap bergaul dan ramah-tamah, sabar, suka menolang, bijaksana, mampu berlaku adil, memiliki kepercayaan didri, memiliki kesetabilan dan keseimbangan emosi, jujur, rendah hati, sederhana, dapat dipercaya, berdisiplin, berpandangan luas, kreatif, penuh inisiatif, dinamis dalam arti memiliki kemauan untuk maju dan lain-lain. Semakin banyak sifat-sifat yang dapat dimiliki seorang pendidik, maka bsar kemungkinannya untuk menjadi teladan.

BAB III

ANAK DIDIK

Anak atau subyek didik adalah orang yang belum dewasa dan sadang berada dalam masa perkambangan menuju pada kedewasaannya masing-masing. Pada saat kelahirannya tampak dangan jelas beberapa fakta yang mengharuskannya mendapat pendidikan, berupa usaha orang dewasa untuk membantu, menolong dan mengarahkannya agarmencapai kedewasaan, sesuai dengan harapan orang dewasa atau masyarakatnya. Harapan itu di dasari oleh kehidupan bermasyarakat yang berbeda-beda tuntutannya antara satu masyarakat dengan masyarakat lain, berdasarkan kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat masing-masing. Fakta-fakta itu adalah:

a. Setiap anak lahir dalam keadaan tidak berdaya

Anak yang baru lahir tenyata fisik dan psikisnya belum berfungsi secara maksikal sebagaimana orang dewasa umumnya. Tidak satupun perbuatan untuk melindungi dirinya dapat dilakukannya pada saat ahir dan selama beberapa bulan kemudian, setelah kelahirannya itu. Dalam keadaan taidak berdaya itu bahkan hidup atau matinyapun tergantung pada perlindungan dan pemeliharaan orang lain, terutam kedua orang tuanya. Sehubungan dengan itu berfirman ALLAH SWT dalam surat AL_An’am ayat 151 yang artinya; Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberirizkikepadamu,dan kepada mereka juga. Janganlah kamu mendekati perbuatan keji yang terang maupun yang tersembunyai.

Eirman ALLAH SWT itu mengamanahkan agar orang itu memelihara anak-anaknya. Diselimuti jika kedingingan, diberikan makanan dan disuapi apabila lapar, diobati dikala sakit dan lain-lain.

b. Setiap anak lahir dalam keadaan belum dewasa

Ketidak berdayaan seperti diuraikan di atas berkenaan juga dengan aspe mentalatau psikis anak, yang pada saat lahir dan beberapa bulan/tahun setelah itu, belumlah berfungsi sebagaimana mental atau psikis orang dewasa. Kondisi seperti itu mengakibatkan anak belum mampu bertanggung sendiri atas sikap dan prilakunya, bukan saja kepada masyarakat dan ALLAH SWT, tetapi juga kepada dirinya sendiri.

c. Setiap anak tidak boleh dibiarkan tidak dewasa

Kedewasaan merupaan syarat mutlak dalam kehidupan bermasyarakat untuk itu setiap anak harus menjadi dewasa, agar dapat menjalani dan menjalankan hidup dan kehidupan bersama orang dewasalainnya secra manusiawi.

Kedewasaan yangdi maksud adalah kemandirian (individualitas) sebaai satu diri dan sekaligus kebersamaan (sosialitas) yang dijalankan sesuai petunjuk ALLAH SWT.

BAB IV

TUJUAN PANDIDIKAN ISLAM

Tujuan umum pendidikan secara universal aalah mewujudkan kedewasaan subyak (anak) didik. Kedewasaan yang dicapai anak didik, adalah yang bersifat normatife, berupa kedewasaan masing-masing.

Untuk mencapai Tujuan Umum berupa kedewasaan diperlukan waktu yang relatif lama. Selama waktu yang panjang itu, tujuan uamu atau kedewasaan harus di wajudkan secara bertahap dan karenanya harus dijabarkan secara jelas.

Penjabaran tujuan pendidikan yang bersifat umum itu menjadi tujuan yang bertahap, merupakan perumusan Tujuan Khusus yang dapat berbentuk Tujuan sementara, Tujuan Alat, dan Tujuan Antara. Tujuan-tujuan tersebut dalam pendididkan, semuanya harus terarah dan menunjang pencapaian Tujuan Umumdan Tjuan Akhir, yakni terwujudnya kedewasaan dalam ketakwaan yang tinggi pada ALLAH SWT. Untuk itu berfirman ALLAH SWT di dalam surat AL-A’raaf ayat 26 yang artinya; Hai anak cucu Adam! Kami telah memperlengkapimu dengan pakaian untuk menutup aurat, dan pakaian yang bagus untuk perhiasanmu. Namun pakaian rohaniah yang disebut taqwa, lebih indah lagi. Semuanya itu adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Semoga kalian selalu ingat.

Tujuan pendidikan mengahiri usaha pendidikan. Apabila tujuannya telah tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhentisebelum tujuannya tercapai, sesungguhnya belum dapat disebut berakhir, tetapi hanya mengalami kegagalan yang antara lain disebabkan oleh tidak jelasnya rumusan tujuan pendidikan.

Hadis Nabi yang sangat popular menyebutkan: innama bu‘istu li-utammima makarima l-akhlaq (Aku diutus untuk menyempurnakan [terwujudnya] akhlak yang mulia).

BAB V

PENUTUP

Alat pendidikan bukanlah suati benda atau sesuatu yang bersifat material. Benda atau sesuatu yang bersifat material itu, boleh saja tidak ada atau di buang, namun pendidikan tetap dapat berlangsung

Hubungan atau relasi sebagai alat pendidikan berarti jugakesediaan saling menerima atas dasar saling menghormati, saling menghargai, bahkan juga saling menyayangi.

Pendidikan pada dasarnya adalah proses rekayasa atau rancang bangun kepribadian manusia. Maka kedudukan manusia dalam proses pendidikan menjadi sangat sentral.

Tujuan pendidikan isinya merupakan rumusan orang dewasa mengenai apa yang diinginkan terwujud di dalam kedewasaan anak didik. Dalam keadaan seperti anak didik lebih ditempatkan sebagai obyek, sebagai pihak yangharus dibentuk

REFERESI

  1. Prof. DR. H.Hadari Nawawi. Pendidikan dalam Islam
  2. Mohammad Irfan, Mastuki HS. Teologi Pendidikan
  3. Drs.H.M. Suparta, MA.., Drs. Herri Noer Aly, MA. Metodologi Pengajaran Agama Islam

Tidak ada komentar: